Nama :
muhammad najmi yusuf
Npm : 15212014
kelas :
1EA08
Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang
(kepada) atauppun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan
kata Kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas
kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan
tersebut sangat penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya
sedang bergejolak. Perbedaan antara cinta dan nafsu adalah :
- Cinta bersifat manusia, hanya pada
manusialah Cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbats pada
naluri untuk melindungi.
- Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan cinta
sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang
yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan.
Sedangkan nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.
- Cinta menunjukkan perilaku memberi,
sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm
(1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama member bukan menerima. Cinta
selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
- Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang
ibu kepada anaknya.
- Tanggung Jawab, adalah tindakan yang
benar-benar berdasar atas suka rela, oleh karena itu tanggung jawab merupakan
penyelenggaraan atas kebutuhan fisik.
- Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang
bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar mau membuka
dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
- Pengenalan, merupakan keinginan untuk
mengetahui rahasia manusia.
Pengertian tentang cinta juga diungkapkan oleh
Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta
segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu keterikatan,
keintiman, kemesraan.
- Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk
hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
- Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan
dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga
panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain
seperti lain seperti sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling
menyimpan rahasia, dst.
- Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau
dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang
mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.
Setelah diberikan uraian tentang cinta sejati
oleh tiga ahli di atas, berikut ini akan dijelaskan masalah kasih. Telah
dikemukakan bahwa kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh
belas kasih.
Selain pengertian yang dikemukakan oleh Dr.
Sarlito, lin halnya pengertian cinta yang dikemukakan oleh Dr. Abdullah Nasih
Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak
hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah,
lembut dan kasih sayang.
Di dalam kitab suci Al-Qur’an, ditemui adanya
fenomena cinta yang tersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga
tingakatan : Tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan cinta tersebut diatas
adalah berdasarkan firmn Alloh dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya :
Katakanlah : jika bapak-bapak, anak-anak,
saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal
yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasulnya dan
berjihad di jalannya,maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada
Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengahh adalah
cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat
terendah adalah cint yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta,
dan tempat tinggal.
• CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
- Cinta Diri
Cinta Diri erat kaitannya dengan dorongan
menjaga diri. Al-Qur’an telah mengungkpkan cinta alamiah manusia terhadap
dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang
bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari diri dari segala sesuatu
yang membahayakan kesalahan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammd SAW, bahwa
seandainya beliau mengetahui hal-hl gaib, tentu beliau akan memperbanyak
hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
KASIH SAYANG
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum
bahasa Indonesia karangan W.J.S.Poerwardarminta adalah perasaan sayang,
perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar
atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan,
kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga
keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Kasih Sayang, dasar komunikasi dalam suatu
keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir
dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan
watak anak dan selanjutnya tak boleh lebih dari kasih sayang dan perhatian orang
tua. Suatu hubunan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara
timbal balik antara orang tua dan anak.
Aadanya kasih sayang ini mempengaruhi
kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya
bermacam-macam demikian pula sebalikya. Dari cara pemberian cinta kasih ini
dapat dibedakan :
a. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat
pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih
sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materiil dengan sebanyak-banyaknya,
dan si anak menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini
menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani
menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di
dalam masyarakat.
b. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat
aktif.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan
memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini di berikan
secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingakah laku si anak, tidak
memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak
c. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat
pasif.
Disini jelas bahwa masing-masing membawa
hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan.
Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa
caranya sendiri, tidak ada tegur jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi
dalam bidang materi saja.
d. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat
aktif.
Dalam hal ini orang tua dan anak saling
memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara
orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai,
saling membutuhkan.